Lihatlah aku rebah bersimbah darah. Penuh oleh peluh. Merana karena air mata. Hanya berteman bayangmu yang selalu menari di kepalaku. Sayang seribu sayang, dirimu tak merasakan aku. Engkau pergi tanpa ucap. Satu kerlingan dan kau pun hilang.
Nona, aku sudah bilang akan menunggumu. Mestinya engkau tak membiarkanku menunggu lama. Waktu terus berjalan, kau tahu itu. Detik dan menit hidupku terbuang. Aku gelisah. Tak ada tanda darimu.
Datanglah padaku. Katakan apa maumu. Kita selesaikan masalah ini bersama. Semua usaha telah kulakukan demi membuatmu percaya. Aku siap mendengarkan. Aku bisa memberikan jawaban. Aku punya bibir untuk digunakan. Aku tidak hanya bisa diam.