Laman

Jumat, 29 April 2011

Pulanglah Nona

Lihatlah aku rebah bersimbah darah. Penuh oleh peluh. Merana karena air mata. Hanya berteman bayangmu yang selalu menari di kepalaku. Sayang seribu sayang, dirimu tak merasakan aku. Engkau pergi tanpa ucap. Satu kerlingan dan kau pun hilang.

Nona, aku sudah bilang akan menunggumu. Mestinya engkau tak membiarkanku menunggu lama. Waktu terus berjalan, kau tahu itu. Detik dan menit hidupku terbuang. Aku gelisah. Tak ada tanda darimu.

Datanglah padaku. Katakan apa maumu. Kita selesaikan masalah ini bersama. Semua usaha telah kulakukan demi membuatmu percaya. Aku siap mendengarkan. Aku bisa memberikan jawaban. Aku punya bibir untuk digunakan. Aku tidak hanya bisa diam.

Time out.

Kuputuskan melangkah sendiri tanpamu. Sia-sia semua penantianku. Engkau tak menggubrisku. Engkau selalu menomor duakan aku. Kukuatkan hati menghadapi rintangan ini.

Aku jatuh. Tertimpa tangga. Dikejar anjing. Tertusuk duri. Tersandung batu. Ditabrak mobil. Terkena mercon. Dilempar sandal. Semua kunikmati tanpamu.

Dan engkau hanya memberiku satu kerlingan mata.

Nona, dirimu begitu kejam. Seakan mau menghabisiku pelan-pelan. Darahmu terlalu dingin. Kehadiranku kau samakan dengan hembusan angin. Aku benci sikapmu. Aku menyesal jatuh hati padamu.

Pulanglah, Nona. Pergilah. Kembalilah ke pelukan ibumu. Tiada guna engkau tinggal di hatiku. Semoga Yang Kuasa memberikanku pengganti yang lebih baik darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar