Laman

Sabtu, 26 Maret 2011

Kamu Itu Gimana Sih?

Kamu itu gimana sih? Sms nggak dibales, telpon nggak diangkat, ngirim pesan di dinding Facebook langsung dihapus, ngomong nggak pernah didengerin. Sebenarnya maumu itu apa? Aku nggak ngerti. Dan mungkin selamanya nggak akan pernah ngerti.

Kamu terlalu sayang sama pacarmu. Kamu selalu sayang padanya walaupun dia tak pernah ada di sampingmu. Apa-apa yang kamu lakukan selalu dilaporin ke dia. Mau berangkat kuliah, kamu sms dia dulu. Mau main ke rumah temen, minta ijin dia dulu.

Setiap ada teman atau saudaramu yang nikah, kamu selalu minta didampingi pacarmu di acara resepsinya. Alhasil foto-foto di Facebookmu kebanyakan adalah foto-foto pada acara resepsi pernikahan. Teman-temanmu selalu berkomentar bahwa kalian pasangan yang serasi. Si cowok yang gagah dan si cewek yang manis.

Tapi aku tidak. Aku selalu merasa bahwa kamu memaksakan diri untuk setia pada pacarmu. Kamu bagaikan burung yang mengurung diri di dalam sangkar yang kamu buat sendiri. Entah itu cuma feeling-ku atau memang kenyataannya seperti itu, yang jelas aku jadi khawatir padamu. Jika nanti timbul masalah dengan hubungan kalian berdua, pasti kamulah yang akan sakit. Pacarmu tidak akan peduli karena dia orangnya easy going.

Aku pernah dengar gosip bahwa hubungan kalian putus nyambung-putus nyambung. Hebatnya, kamu selalu bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Kamu tetap mesra dan memuji-muji dirinya. Aku jadi semakin khawatir jadinya.

Berangkat dari semua itu, aku bertekad menolongmu. Aku ingin menyadarkanmu bahwa dunia itu luas. Ada dunia lain yang lebih indah daripada dunia pacarmu. Kamu adalah manusia yang bebas menentukan pilihan. Kamu tidak boleh terlalu kaku. Kamu jangan terlalu mempercayai pacarmu karena setiap saat dia bisa mengecewakanmu.

PACARMU BUKAN SUAMIMU. PACARMU BUKAN NABIMU. PACARMU BUKAN TUHANMU.

Sayangnya, niat baikku untuk menolongmu malah menjadi suatu kesalahpahaman yang menghancurkan hubungan pertemanan kita. Kamu anggap diriku ingin merebutmu dari pacarmu. Pacarmu berpendapat bahwa aku ini lelaki gila yang berani menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkanmu. Sebuah pendapat yang sangat konyol dan nggak masuk akal. Tapi kamu tetap lebih mempercayai pacarmu daripada diriku.

Akhirnya semuanya jadi nggak jelas kayak gini. Semuanya jadi serba salah. Kamu nggak mau mengakuiku sebagai temanmu lagi. Betapa sedih hatiku. Setiap hari aku memikirkanmu yang berusaha mati-matian untuk bisa setia dengan pacarmu. Pedih rasanya membayangkan kamu menyiksa dirimu sendiri. Tapi aku sudah nggak bisa berbuat apa-apa lagi.

Kamu itu gimana sih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar