Laman

Minggu, 16 Februari 2014

Dasar Istri Tidak Berguna!

Kalau saja sebelumnya aku tahu bahwa menikah itu rasanya seperti ini, aku bakalan mikir sejuta kali sebelum memutuskan menikah. Apalagi menikah denganmu. Aku sangat menyesal, menikah dengan wanita tidak berguna sepertimu hanya membuatku merasa terbebani setiap hari. Aku iri dengan teman-temanku yang rumah tangganya begitu tenteram dan harmonis. Mengapa kita tidak bisa seperti mereka? Mengapa kau tidak bisa bersikap seperti istri teman-temanku?

Terormu dimulai di subuh hari. Setelah selesai sholat subuh, aku kembali berbaring di kasur dan berharap bisa tidur lagi selama 1-2 jam sebelum berangkat kerja. Tapi kau selalu menggangguku sehingga aku tidak bisa tidur. Entah itu merengek minta diantar ke pasar, main game di ipad-ku dengan suara keras, atau menggodaku dan memaksaku berhubungan intim dengan kondisi ngantuk berat. Aku sangat tersiksa sehingga di kantor tidak bisa bekerja dengan maksimal.

Rabu, 05 Februari 2014

Rong Ewu Pat Belas "KAMPRET"

Weh, ora kroso tibakno saiki wis taun rong ewu pat belas yo, poro sedulur. Nek ngomongke pergantian taun biasane konco-konco dho mbahas sing jenenge "resolusi". Sampeyan ngerti gak, "resolusi" kuwi opo? "Resolusi" kuwi yoiku semacam "cita-cita jangka pendek"-e awake dhewe. Opo wae sing arep kito capai dalam kurun waktu setaun ke depan iki. Nah, sampeyan uwis nggawe resolusi opo urung, lur? Nek aku uwis lho. Resolusiku taun iki tak jenengi "KAMPRET". Eeeh ojo nesu sik sedulur, nang ngisor iki tak jelaske opo sing dimaksudne "KAMPRET" iku.

Senin, 03 Februari 2014

Tuhan Itu Tidak Ada!

"Tuhan itu tidak ada," kata mas Adi kepada saya. "Kalau Tuhan benar-benar ada, tak mungkin Dia membuat saya jadi seperti ini sekarang," ia menunjukkan tangan kanannya yang dibalut gips.

"Dulu, saya adalah seorang pengantar kayu," ceritanya. "Saya mengumpulkan kayu yang ditebang orang-orang di hutan, kemudian saya bawa ke kota dengan sepeda motor. Kayu-kayu tersebut dikumpulkan di gudang milik bos saya. Saya diupahi berdasarkan berat kayu yang saya kumpulkan di hari itu,"

"Saya menyukai pekerjaan itu karena upahnya cukup lumayan buat seorang bujangan," mas Adi tersenyum, "Sampai hari itu datang. Segalanya berubah,"