Laman

Sabtu, 10 Juni 2017

Dik Fitri Yang Cantik

Aku memanggilnya dik Fitri. Teman sekantorku yang masih gadis ini dulunya biasa-biasa saja, namun seiring berjalannya waktu, entah mengapa di mataku dia terlihat semakin cantik. Mungkin karena di kantorku karyawan wanitanya cuma sedikit. Itu pun rata-rata sudah jadi ibu-ibu, sehingga tidak banyak yang bisa "dilihat". Salah satu yang bisa dilihat ya dik Fitri ini.

Awalnya aku tidak menaruh perhatian padanya karena aku sendiri adalah seorang suami dari seorang wanita yang juga cantik, yang bersedia mengorbankan waktu dan hidupnya untukku (jarang-jarang lho ada wanita cantik yang mau sama lelaki pas-pasan). Selain itu, agamaku dan agama dik Fitri berbeda. Kemudian ada aturan bangsat di kantor yang menyatakan bahwa seorang karyawati dilarang menjadi istri kedua. Hukumannya tidak tanggung-tanggung yakni dipecat.