Laman

Sabtu, 10 Juni 2017

Dik Fitri Yang Cantik

Aku memanggilnya dik Fitri. Teman sekantorku yang masih gadis ini dulunya biasa-biasa saja, namun seiring berjalannya waktu, entah mengapa di mataku dia terlihat semakin cantik. Mungkin karena di kantorku karyawan wanitanya cuma sedikit. Itu pun rata-rata sudah jadi ibu-ibu, sehingga tidak banyak yang bisa "dilihat". Salah satu yang bisa dilihat ya dik Fitri ini.

Awalnya aku tidak menaruh perhatian padanya karena aku sendiri adalah seorang suami dari seorang wanita yang juga cantik, yang bersedia mengorbankan waktu dan hidupnya untukku (jarang-jarang lho ada wanita cantik yang mau sama lelaki pas-pasan). Selain itu, agamaku dan agama dik Fitri berbeda. Kemudian ada aturan bangsat di kantor yang menyatakan bahwa seorang karyawati dilarang menjadi istri kedua. Hukumannya tidak tanggung-tanggung yakni dipecat.

Bisa dibilang jalanku untuk bisa memiliki dik Fitri ini sangat terjal. Aku harus menghadapi tembok agama, tembok keluarga, dan tembok aturan kantor jika hendak menuruti nafsuku membuat dik Fitri menjadi istri kedua. Kadang aku marah kepada dunia, mengapa untuk melampiaskan hasrat saja aturannya banyak sekali. Nggak bisa seperti ayam jago yang bebas memilih betina manapun yang ingin dia kawini.

Entah sejak kapan rasa sukaku terhadap dik Fitri tumbuh. Seingatku, setiap kali kantorku mengadakan acara tamasya ke suatu tempat, si dik Fitri ini sikapnya seolah-olah selalu ingin dekat denganku. Misalnya ketika naik gunung, kalau dia kesulitan mencari jalan untuk naik, dia akan mencari tangan atau tubuhku untuk berpegangan (padahal di situ ada banyak teman lelaki yang lebih besar dan lebih kuat daripada aku). Demikian pula ketika menyeberangi sungai, dia selalu menggenggam tangan atau pundakku dengan erat. Keluar dari sungai, dik Fitri selalu mepet-mepet aku sehingga aku grogi (lelaki mana yang nggak grogi kalau di dekatnya ada gadis yang basah kuyup dan bajunya membentuk lekuk tubuh yang indah).

Lama kelamaan, mimpi-mimpiku di malam hari dipenuhi dengan bayangan dik Fitri. Aku bermimpi berpelukan dengannya, berciuman dengan penuh nafsu, bahkan sampai berhubungan sex segala. Setelah bangun tidur aku selalu geleng-geleng kepala, mencoba membedakan antara mimpi dan kenyataan. "Itu tadi mimpi atau kenyataan ya? Kok rasanya nikmat banget," gumamku. Untung aku segera menyadari kalau itu hanya mimpi. Seumpama di dunia nyata aku ketemu dik Fitri lalu nafsuku bangkit, kemudian aku langsung mengajaknya begituan kan bahaya.

Sebegitu dahsyatnya dik Fitri ini, sampai-sampai ketika berhubungan sex dengan istriku, aku selalu membayangkan istriku adalah dik Fitri. Istriku sampai terheran-heran, biasanya aku cuma bisa bertahan 2 menit lalu KO, sekarang bisa minimal 7 menit atau lebih. Aku cuma senyum-senyum saja melihat wajah istriku yang terpuaskan dengan permainanku. Tentu saja aku tidak bisa menceritakan perihal dik Fitri kepada istriku. Bisa hancur rumah tangga kami.

Hari Jumat adalah hari yang menyedihkan bagiku karena setiap Jumat sore seusai jam kantor, dik Fitri pasti mudik ke kampung halamannya, yang berada 100 km jauhnya dari kota ini. Pernah suatu kali aku menggodanya, "Dik Fitri kenapa sih kok rajin pulang terus? Weekend di sini aja lho, nemenin aku,". Dia tersenyum, jawabnya, daripada menemani aku yang sudah beristri, mendingan menemani ibunya di rumah. Aku menangkap ada nada sedih dari jawabannya itu. Tebakanku, mungkin ibunya dik Fitri sedang sakit, mungkin suatu penyakit yang cukup serius, tapi aku tidak tega untuk menanyakan langsung kepada dik Fitri. Nanti menyinggung perasaannya.

Aku cuma bisa berdoa, semoga dik Fitri diberi petunjuk oleh Tuhan agar bersedia pindah agama, sehingga tembok agama yang memisahkan aku dan dia bisa runtuh. Setelah itu aku akan berusaha menjelaskan kepada istriku bahwa aku ingin menikah lagi, ingin menjadikan dik Fitri sebagai istri kedua. Mungkin awalnya istriku akan menolak dengan keras, tapi aku akan menjelaskannya secara baik-baik sampai bisa mendapatkan persetujuannya. Yang terakhir, semoga petinggi-petinggi di kantor bersedia untuk menghapus aturan yang melarang karyawati menjadi istri kedua, karena aku yakin, banyak sekali lelaki di dunia ini yang ingin mempunyai istri lebih dari satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar