
Umumnya wanita-wanita akan mendekati lelaki yang punya “kelebihan”, entah itu kelebihan fisik (gagah, tampan), kelebihan harta, kaya, banyak uang, punya bisnis, punya jabatan, maupun kelebihan nonfisik seperti rajin ibadah, senang membaca kitab, ahli dakwah, dsb, tapi orang ini, dia nggak kaya, tampan juga nggak, jabatan nggak punya, ibadah biasa-biasa aja, tapi setiap aku melihatnya pasti di dekatnya ada wanita. Kadang cuma satu orang, kadang dua, kadang juga buanyak. Siapa lelaki beruntung itu, tak perlulah diceritakan di sini.
Ketika sarapan di warung tadi pagi, mataku melihat seorang wanita cantik sedang belanja di minimarket seberang warung. Tak lama kemudian lelaki itu datang untuk sarapan, diikuti 2 teman wanita di belakangnya. Dalam hati aku bersyukur karena lelaki itu tidak melihat wanita yang masuk ke minimarket tadi. Tetapi yang terjadi selanjutnya, wanita cantik itu keluar dari minimarket, dan...masuk ke warung, melewatiku begitu saja, lalu berdiri di samping lelaki itu, ikut memesan makanan. Aku takjub. Seolah-olah lelaki itu punya “magnet” yang menarik wanita manapun, bahkan wanita yang tidak dia kenal, supaya mendekat padanya. Wanita itu bahkan tidak melirikku sedikitpun!
Itu hanya salah satu contoh. Masih banyak lagi kejadian lain yang membuatku menyimpulkan bahwa dia adalah “lelaki yang selalu didekati wanita”.
Mungkin predikat “selalu didekati wanita” adalah semacam kelebihan atau bakat yang diberikan oleh Tuhan untuk lelaki-lelaki tertentu supaya hidup mereka tidak monoton, tidak pernah kesepian, tidak gampang kena penyakit karena stres dengan pekerjaan, selalu ada tempat untuk curhat tentang segalanya, selalu ada teman untuk berbincang, bercanda, tertawa, ah...
Mungkin aku hanya iri.
Sebenarnya aku tak layak iri pada lelaki seperti itu karena sebenarnya waktu SMA dulu aku pernah menyandang predikat itu. Malam-malamku tak pernah sepi karena HP-ku selalu berbunyi. Pasti dari teman cewek. Kadang cuma satu, kadang dua, kadang juga buanyak (hahaha). Sayangnya tak ada seorangpun dari mereka yang bisa kudekati secara intensif karena nenekku melarangku berpacaran selama belum lulus dari SMA.
Rasanya ingin sekali mengulang masa-masa itu.
Satu demi satu mereka menghilang dari kehidupanku. Mereka menempuh jalan hidup mereka masing-masing. Nomor HP mereka masih tersimpan di kontakku walaupun nyaris tak ada satupun dari mereka yang menghubungiku selama beberapa tahun terakhir ini. Sekarang yang masih rutin menghubungiku, dan aku hubungi, hanyalah istriku. Istriku tercinta.
Setelah kupikir-pikir lagi, aku nggak terlalu ingin menjadi lelaki yang “selalu didekati wanita”. Terlebih ketika sedang menjalin hubungan dengan seseorang atau sudah punya istri. Dia pasti akan marah melihatku dikelilingi banyak wanita. Dikelilingi banyak wanita sih boleh-boleh saja, tapi sesekali saja, jangan sering-sering, lakukan saja kalau istrimu sedang nggak ada di sampingmu... (LHO?? AH, DASAR LELAKI!!)
Tapi dunia memang adil. Ada lelaki yang selalu didekati wanita, ada pula lelaki yang selalu dihindari wanita. Siapa orang itu? Ah, tak perlulah disebutkan di sini, hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar