Laman

Sabtu, 13 Oktober 2012

Dosa-Dosa Tuhan

Tuhan telah berbuat dosa kepada diriku. Setidaknya sampai saat ini ada 3 dosa besar yang telah Dia lakukan, yaitu pernikahan July, pernikahan Alin, dan pernikahan Amy. Ketiga dosa itu membuatku terpuruk di dasar jurang kesepian dan keputusasaan. Hingga detik ini aku masih belum bisa memaafkan-Nya.

Selalu kuminta pada-Nya untuk diberikan musibah perceraian atau kematian agar aku punya kesempatan menikahi salah satu dari mereka, atau ketiga-tiganya, namun tiada kudengar jua permintaanku akan terkabulkan. *sigh* Haruskah aku mengarungi dunia ini sendirian saja sampai tiba akhir hayatku?

Ternyata Tuhan lebih senang melihatku menangis daripada tertawa.

Tuhan jadikan semua urusan pekerjaanku SEMAKIN BERAT sehingga setiap hari aku hampir pingsan kelelahan. "Ya ampun, kapan semua pekerjaan ini akan selesai?" batinku melihat tumpukan tagihan di meja yang tak kunjung terbayar. Aku hanya bisa duduk manis menyelesaikan laporan-laporan nggak penting sementara teman kerjaku ketawa-ketiwi gembira menonton film korea.

Tuhan menyuruh kuntilanak menjatuhkan map plastik di kepalaku ketika aku sedang menikmati tidur yang lelap di gudang.

Tuhan membuat Amy seolah-olah tidak mengenaliku dan senantiasa menghindariku setiap kami berpapasan. Ingin rasanya aku mengguncang-guncang bahunya dan berteriak di telinganya : "WOY!! AKU INI MANUSIA YANG JUGA INGIN KAU HARGAI! KAU ANGGAP APA AKU INI? CUMA ANGIN LEWAT? ATAU CUMA SAMPAH YANG DIBUANG DI PINGGIR JALAN? KAU ITU JADI CEWEK KOK NGGAK MANIS BANGET SIH? AKU NGGAK SUDI DIPERLAKUKAN KAYAK GINI TIAP HARI!!"

Tuhan memberikan penyakit yang aneh-aneh yang tidak seharusnya aku derita. Misalnya, gigi yang rajin aku sikat tiap hari, tiba-tiba saja berlubang. Sementara rekan kerjaku yang nggak pernah gosok gigi (aku mau muntah setiap kali ngobrol dengannya gara-gara bau mulutnya) malah nggak mengalami masalah apapun dengan giginya.
Dan masih banyak lagi penderitaan-penderitaan yang Tuhan berikan kepadaku.

Cukup. Aku muak. Aku diperlakukan seolah-olah aku ini manusia yang tidak seharusnya dilahirkan.

Mulai sekarang, tak ada lagi kata-kata syukur yang aku ucapkan sebelum pergi tidur. Yang akan Dia terima dariku hanyalah kata-kata kotor dan sumpah serapah. Tak ada lagi senyuman ketika aku bangun pagi. Yang ada hanyalah acungan jari tengahku. Tak ada lagi air mata jika kelak Dia berikan musibah kepadaku. Orang bilang, jika kesedihan sudah mencapai puncaknya maka kita bisa menertawakannya. Aku hanya perlu tertawa sekencang-kencangnya setiap hari. Aku akan terus tertawa sampai orang-orang memasukkanku ke sebuah tempat bernama "Rumah Sakit Jiwa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar