Laman

Sabtu, 29 Desember 2012

Kaulah Peredamku

Walaupun kau telah menjadi miliknya, cinta ini takkan pernah berubah. Aku menyimpannya rapi di sudut hati agar ketika kelak kau membutuhkannya, aku bisa segera membukanya dan memberikannya untukmu. Kau masih bisa melihat bibirku tersenyum saat aku melihatmu bersamanya.

Kau tak perlu mengkhawatirkan aku lagi. Sejatinya aku adalah seorang penyendiri. Meski aku begitu menginginkan cintamu, aku tetap bisa hidup tanpanya. Meski semua temanku telah mendapatkan jodohnya masing-masing, aku takkan tergoda untuk mencari cinta yang lain. Bagiku hanya engkaulah kesempurnaan. Engkaulah bagian dari jiwaku yang selama ini hilang.

Jumat, 30 November 2012

Masihkah Kau Simpan Handuk Yang Kuberi?

"Sudah dibuang suamiku," jawabmu dengan nada datar sambil menyedot softdrink dengan sedotan.

Aku terdiam. Sebenarnya aku hendak berdiri, menggebrak meja, dan berteriak, "CIYUS!!! MIAPAH???" tapi kutahan emosi untuk melakukannya. Di dalam hatiku terasa panas, perih, dan kecewa tingkat tinggi. Aku berusaha untuk tidak menampak- kannya kepadamu.

"Apa alasannya?" tanyaku, setelah sekian detik terdiam.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Dosa-Dosa Tuhan

Tuhan telah berbuat dosa kepada diriku. Setidaknya sampai saat ini ada 3 dosa besar yang telah Dia lakukan, yaitu pernikahan July, pernikahan Alin, dan pernikahan Amy. Ketiga dosa itu membuatku terpuruk di dasar jurang kesepian dan keputusasaan. Hingga detik ini aku masih belum bisa memaafkan-Nya.

Selalu kuminta pada-Nya untuk diberikan musibah perceraian atau kematian agar aku punya kesempatan menikahi salah satu dari mereka, atau ketiga-tiganya, namun tiada kudengar jua permintaanku akan terkabulkan. *sigh* Haruskah aku mengarungi dunia ini sendirian saja sampai tiba akhir hayatku?

Ternyata Tuhan lebih senang melihatku menangis daripada tertawa.

Kamis, 20 September 2012

Hidup Dari Hutang

"Mas, aku butuh uangnya sekarang," rengekmu lewat sms dan telpon kepadaku. Ini adalah yang kesekian kalinya kamu menghutang uang kepadaku dalam jumlah yang tidak sedikit. Alasanmu sangat standar, untuk biaya hidup dan biaya memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Alasan yang sama juga kau utarakan setahun yang lalu. Aku jadi berpikir, apakah nanti kamu akan terus begini, hidup dari tumpukan hutang yang bersumber dariku?

Pekerjaan yang kamu lakukan saat ini, mengajar, adalah pekerjaan impianmu semenjak kuliah. Untuk itu kamu rela mengadu nasib ke ibukota dan meninggalkan ibumu di rumah hanya berdua dengan adik laki-lakimu. Ayahmu telah meninggal dunia saat kamu SMP, dan kupikir itu adalah pukulan telak bagi kondisi ekonomi keluargamu. Ibumu yang bekerja sebagai buruh pabrik rokok harus berhenti bekerja karena kesehatannya memburuk. Kamu sebagai anak pertama bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga dari hasil pekerjaanmu.

Sabtu, 30 Juni 2012

Batalkan Pernikahanmu!

Mbak, aku sangat menyukaimu. Apa kamu nggak menyimpan perasaan yang sama kepadaku? Atau hatimu memang telah dikunci oleh dirinya sehingga tak bisa menerima lelaki yang lain selain dia? Tidakkah kamu lihat diriku yang rapuh ini? Yang menunggu seorang putri datang dan melengkapi hidupku? Tak dapatkah kamu melihatku barang sebentar saja? Apakah perasaan tulusku ini tak sampai kepadamu? Haruskah aku bunuh diri dulu, baru kamu menyesal karena telah mengacuhkanku?

Mbak, tolonglah. Tolong batalkan pernikahanmu dengannya sebelum sesuatu yang buruk terjadi padaku. Cuma kamu yang bisa menyembuhkanku dari segala rasa sakitku. Jika kamu tak mau denganku, harus ke mana lagi akan kucari seorang putri yang begitu sempurna?